Banyaknya timeline facebook yang mengunggah foto anak-anak putra dan putri berkebaya dan berbeskap, juga para ibu dan bapak karyawan yang memakai kostum serupa, saya terpesona pada satu status salah seorang teman yang beda dari lainnya.
.
Ia mengunggah foto anaknya yang masih TK, anak itu memunggungi kamera. Di depannya ada dua anak perempuan berbaju kebaya lengkap dengan dandanan ala Putri Jawa. Sedangkan anaknya memakai gaun selutut dengan rambut dikucir 2. Kelihatan salah kostum? Mungkin saja.
.
Captionnya : "Bedho dewe yo ben. Ini hari Kartini, Gaes. Bukan hari Kebaya Nasional."
.
Saya...TAKJUB.
.
Ibu dan anak itu tak apa-apa/berani tampil beda. Jadi, mereka tidak salah kostum. Peringatan Hari Kartini adalah mengingat kembali, mengingat selalu, menghargai, dan menunjukkan rasa bangga kita bahwa pernah mempunyai seorang Putri Jawa yang luhur budinya, jasanya, dan terkenal di seluruh negeri bahkan di luar negeri.
.
Ialah Ibu Kartini yang telah mencurahkan segenap hati dan pikirannya untuk mengangkat derajat kaumnya. Ia bisa saja hidup normal seperti kakak-kakak perempuannya yang mempunyai watak tenang dan terkendali, dengan kesempurnaan melalui hari-hari mereka dalam pingitan, tidak melanjutkan sekolah, dan menunggu untuk dipinang di usia muda.
.
Ia bisa saja hidup tenang dengan mengikuti semua tradisi yang ada. Namun ia memilih 'menderita' karena pemikiran-pemikirannya berbeda dari kebanyakan kaumnya di masa itu.
.
Ibu Kartini memang berbeda, ia seorang pemberontak, ia sangat cerdas, kritis, berhati mulia, peka terhadap lingkungan sekitarnya, dan tak berhenti mengamati dan berpikir untuk kebaikan 'rakyatnya'. Ia seorang pengamat dan pekerja.
.
Padahal kata 'kerja' hanya disematkan kepada rakyat jelata. Namun Ibu Kartini telah mendobrak aturan kastanya. Di dalam pikirannya selalu muncul kata 'kerja, kerja, kerja'. Dan itu semua hanya untuk rakyatnya. Bekerja untuk rakyatnya.
.
Jadi benar jika anak TK tadi tidak perlu memakai kebaya untuk memperingati hari Kartini. Ibunya pun tidak usah bersusah payah menyewa kebaya untuk anaknya. Karena Kartini lebih dari sekedar Kebaya. Jangan kemudian diidentikkan dengan Kebaya. Ibu Kartini memang seorang Putri Jawa yang berpakaian demikian, namun pesan-pesan serta tauladan semasa hidupnya lah yang seharusnya kita peringati dan ajarkan kepada anak-anak kita. Juga kepada diri kita sendiri.
.
Euforia menyambut Hari Kartini dengan memakai kebaya dan lainnya tentu saja tidak salah. Namun pesan saya kepada para Ibu dan Ibu Guru.
.
Ceritakanlah kepada anak-anak kita, dibalik kebaya dan sanggul itu, dibalik keindahan baju yang mereka kenakan dan dikenakan pula oleh Ibu Kartini, ada contoh tauladan dari hati dan perilakunya yang jauh lebih indah.
.
Ibu Kartini sangat menghormati kedua orang tuanya. Ia sangat menyayangi dan takut menyakiti hati kedua orang tuanya. Ibu Kartini adalah seorang Putri kesayangan ayahnya.
.
Ceritakan pula Ibu Kartini sangat suka membaca. Di setiap waktu luangnya ia selalu membaca. Buku adalah teman Ibu Kartini.
.
Ibu Kartini adalah pekerja, Ibu Kartini bukan seorang yang malas.
.
Ibu Kartini adalah seorang yang sangat peka terhadap lingkungan sekitar. Semua hal ia amati. Sampaikanlah kepada anak-anak kita bahwa amatilah sekeliling kalian, jika ada teman yang bersedih hiburlah, jika ada teman yang lupa membawa bekal berbagilah, bila ada sampah berceceran pungutlah.
.
Kalimat sederhana untuk anak-anak kita di Hari Kartini, smoga akan mereka ingat bukan hanya sekedar 'besok Hari Kartini, besok pakai Kebaya, lalu berfoto, dan menikmati satu hari menjadi Putri Jawa'.
.
Tauladan dari Ibu Kartinilah yang harus kita sampaikan dengan bahasa yang mudah dimengerti anak-anak.
.
Selamat Hari Kartini...
.
Ia mengunggah foto anaknya yang masih TK, anak itu memunggungi kamera. Di depannya ada dua anak perempuan berbaju kebaya lengkap dengan dandanan ala Putri Jawa. Sedangkan anaknya memakai gaun selutut dengan rambut dikucir 2. Kelihatan salah kostum? Mungkin saja.
.
Captionnya : "Bedho dewe yo ben. Ini hari Kartini, Gaes. Bukan hari Kebaya Nasional."
.
Saya...TAKJUB.
.
Ibu dan anak itu tak apa-apa/berani tampil beda. Jadi, mereka tidak salah kostum. Peringatan Hari Kartini adalah mengingat kembali, mengingat selalu, menghargai, dan menunjukkan rasa bangga kita bahwa pernah mempunyai seorang Putri Jawa yang luhur budinya, jasanya, dan terkenal di seluruh negeri bahkan di luar negeri.
.
Ialah Ibu Kartini yang telah mencurahkan segenap hati dan pikirannya untuk mengangkat derajat kaumnya. Ia bisa saja hidup normal seperti kakak-kakak perempuannya yang mempunyai watak tenang dan terkendali, dengan kesempurnaan melalui hari-hari mereka dalam pingitan, tidak melanjutkan sekolah, dan menunggu untuk dipinang di usia muda.
.
Ia bisa saja hidup tenang dengan mengikuti semua tradisi yang ada. Namun ia memilih 'menderita' karena pemikiran-pemikirannya berbeda dari kebanyakan kaumnya di masa itu.
.
Ibu Kartini memang berbeda, ia seorang pemberontak, ia sangat cerdas, kritis, berhati mulia, peka terhadap lingkungan sekitarnya, dan tak berhenti mengamati dan berpikir untuk kebaikan 'rakyatnya'. Ia seorang pengamat dan pekerja.
.
Padahal kata 'kerja' hanya disematkan kepada rakyat jelata. Namun Ibu Kartini telah mendobrak aturan kastanya. Di dalam pikirannya selalu muncul kata 'kerja, kerja, kerja'. Dan itu semua hanya untuk rakyatnya. Bekerja untuk rakyatnya.
.
Jadi benar jika anak TK tadi tidak perlu memakai kebaya untuk memperingati hari Kartini. Ibunya pun tidak usah bersusah payah menyewa kebaya untuk anaknya. Karena Kartini lebih dari sekedar Kebaya. Jangan kemudian diidentikkan dengan Kebaya. Ibu Kartini memang seorang Putri Jawa yang berpakaian demikian, namun pesan-pesan serta tauladan semasa hidupnya lah yang seharusnya kita peringati dan ajarkan kepada anak-anak kita. Juga kepada diri kita sendiri.
.
Euforia menyambut Hari Kartini dengan memakai kebaya dan lainnya tentu saja tidak salah. Namun pesan saya kepada para Ibu dan Ibu Guru.
.
Ceritakanlah kepada anak-anak kita, dibalik kebaya dan sanggul itu, dibalik keindahan baju yang mereka kenakan dan dikenakan pula oleh Ibu Kartini, ada contoh tauladan dari hati dan perilakunya yang jauh lebih indah.
.
Ibu Kartini sangat menghormati kedua orang tuanya. Ia sangat menyayangi dan takut menyakiti hati kedua orang tuanya. Ibu Kartini adalah seorang Putri kesayangan ayahnya.
.
Ceritakan pula Ibu Kartini sangat suka membaca. Di setiap waktu luangnya ia selalu membaca. Buku adalah teman Ibu Kartini.
.
Ibu Kartini adalah pekerja, Ibu Kartini bukan seorang yang malas.
.
Ibu Kartini adalah seorang yang sangat peka terhadap lingkungan sekitar. Semua hal ia amati. Sampaikanlah kepada anak-anak kita bahwa amatilah sekeliling kalian, jika ada teman yang bersedih hiburlah, jika ada teman yang lupa membawa bekal berbagilah, bila ada sampah berceceran pungutlah.
.
Kalimat sederhana untuk anak-anak kita di Hari Kartini, smoga akan mereka ingat bukan hanya sekedar 'besok Hari Kartini, besok pakai Kebaya, lalu berfoto, dan menikmati satu hari menjadi Putri Jawa'.
.
Tauladan dari Ibu Kartinilah yang harus kita sampaikan dengan bahasa yang mudah dimengerti anak-anak.
.
Selamat Hari Kartini...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar