Minggu, 16 April 2017

Khilaf Main Facebook

Dulu, awal menjadi IRT, kegiatan di siang hari saat sudah longgar dan anak sudah tidur adalah menonton FTV.
.
Ftv yang ceritanya hampir sama setiap harinya. Tentang suami atau istri yang durhaka, gila harta, adanya pihak ketiga, teraniaya, dan akhirnya yang jahat mendapat hukumannya.
.
Apa boleh buat, saya mengikutinya setiap hari karena acara televisi lain tidak ada yang bagus. Dan ternyata bukan saya saja yang pernah khilaf, beberapa teman saya juga mengakui pernah kecanduan ftv drama keluarga yang tayang di indo**ar itu 😂😂.
.
Lalu saya insaf dan beralih ke facebook. Facebook selain sebagai sarana untuk berdagang, juga sebagai sarana penyambung silaturahmi. Facebookan merupakan hiburan untuk saya.
.
Membaca status lucu, seru, unik, menarik, dan menginspirasi adalah hal yang menyenangkan. Namun, ujian bermain facebook banyak juga ya.
.
Pertama saat pilpres 2014. Panas sekali waktu itu. Kita terbagi menjadi dua kubu. Beberapa teman sangat militan dan kadang mengesampingkan unsur kebenaran dari berita yang dia bagikan.
.
Ketika terbukti berita tersebut hanya fitnah, toh sampai sekarang mereka tidak pernah meralatnya.
.
Ah, tapi itu masa lalu. Ketika teman tetaplah teman. Meski pernah beradu pendapat dan memanas. Ketika semua telah usai, syukurlah hubungan perkawanan tadi tidak ikut usai.
.
Tentang Pilkada DKI, penistaan agama dan lainnya yang sedang ramai saat inipun menguji kesabaran kita.
.
Kesabaran saya terutama, 😃 karena saya tidak mau khilaf untuk kesekian kalinya. Hehe. Tidak mau ikut-ikutan emosi atau komen yang tidak perlu atau membagikan berita yang menyulut emosi orang lain.
.
Toh kita sudah dewasa semua. Tau mana baik dan buruk. Kalau memang niatnya untuk berdakwah, pastilah harus disampaikan dengan cara yang santun.
.
Diatas sekilas tentang ujian kesabaran bermain facebook. Isunya nasional ya. Ada juga yang isunya sebenarnya antar teman saja. Yang kita pun sebenarnya tidak perlu mengetahui apa yang sedang mereka pertengkarkan.
.
Kita kenal si A. Kita kenal si B. Si A dan di B sedang bersitegang. Membaca status si A yang seolah-olah bercerita tentang orang lain (menggunakan inisial) tapi sebenarnya kita tahu siapa yang dia maksud. Yaitu si B. Namanya Bejo inisialnya BJ 😂😂. Ah itu sengaja biar seIndonesia Raya tahu kali ya.
.
Lalu kesabaran kita diuji untuk terus beristighfar. Karena kita jadi tau aib orang lain karena status tadi. Lalu hati ini mulai tergelitik untuk mengingatkan, tapi ah susah juga ya. Nanti malah dikira ikut campur.
.
Kita bisa baca semua, namun kita juga harus pandai-pandai menahan diri. Tidak juga ketika ada yang nyetatus seolah menyindir kita lalu kita membawa urusan komen mengkomen di dunia maya menjadi berkelanjutan di dunia nyata.
.
Itu tadi hanya sekedar curhatan saya. Sudah terpikir dari kemarin-kemarin, namun bagaimana caranya supaya tidak menyinggung siapapun.
.
Lebih enak kan kalau nyetatus yang lucu saja. Biar yang baca tertawa, hilang gundah gulana.
Atau yang menginspirasi, misal tentang masakan, liburan, parenting, buku, dan lain lain.
.
Lebih baik bermanfaat untuk orang lain, daripada membuat orang lain harus ikut pusing membaca curhatan tentang konflik pribadi yang tak perlu kami ketahui.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar