Masih begitu membekas di ingatan saya segala hal yang
menyenangkan di bulan Ramadhan sewaktu saya kecil dulu. Misalnya ketika tiba
waktu sahur, Ibu saya selalu mengetuk pintu tetangga pada pukul 02.30 wib supaya
mereka tidak telat memasak. Itu dilakukan siapa saja yang lebih dulu bangun. Tapi
beberapa kali justru pintu rumah saya yang diketuk tetangga.
Ada kejadian lucu ketika ibu saya mengetuk pintu rumah tetangga
dengan penuh semangat. Pintu rumah tetangga itu memang masih tertutup. Lampu
ruang tamunya juga mati. Tapi dari dalam rumah terdengar teriakan, “Uwis
(sudah) buuuu!!!.”Mereka ternyata sudah bangun. Ibu dan tetangga pun tertawa
bersama.
Setelah itu para pemuda komplek ramai berkeliling menabuh
kaleng bekas, gendang, sambil berseru dengan nada yang indah. “Sahuuur,
sahuuur! Sahuuur, sahuuur!”
Setelah sahur saya dan adik sholat subuh di mushola. Sholat
subuh yang hanya kami lakukan di mushola pada bulan Ramadhan. Langit masih
gelap. Angin terasa dingin. Suasana itu memberi kesan menarik dan syahdu bagi
kami. Selepas sholat subuh kami bermain dengan anak-anak lain seperti bersepeda
atau jalan-jalan keliling komplek hingga matahari terbit atau tiba waktunya
bersiap untuk berangkat sekolah.
Buka puasa pun menjadi waktu yang menyenangkan. Kami bisa
makan sebanyak-banyaknya dan sekenyang-kenyangnya. Selalu ada menu favorit anak-anak yaitu es kolak, es
buah, es sirup.
Sholat tarawih adalah kegiatan penutup kami. Kami akan
berebut berangkat lebih awal hanya supaya bisa menempati saf belakang. Bercanda
dengan teman-teman ketika sholat pada waktu itu sangat menyenangkan seperti saling
menarik mukena, menyenggol, menggoda, mengobrol. Namanya juga belum baligh, masih
anak-anak, jadi wajar kan ya begitu? Hehe.
Seusai sholat kami antri meminta tanda tangan imam dan
khatib untuk melengkapi buku kegiatan Ramadhan. Buku itu nanti akan mendapat
penilaian dari bapak-ibu guru seberapa rajin kami beribadah pada bulan Ramadhan.
Sebenarnya lucu sih, kami jadi sedikit terpaksa melakukan ibadah hanya karena
nanti akan dinilai guru. Sepertinya sekarang sudah tidak ada ya buku kegiatan Ramadhan
yang membuat anak-anak antri tanda tangan.
Tahun pun berganti. Lama kelamaan kebiasaan pemuda komplek
yang keliling untuk membangunkan orang sahur berkurang dan menghilang. Saya
selalu merindukan hal itu. Namun sampai saya mempunyai 2 orang anak dan tinggal
di lingkungan baru, saya tidak pernah menemukan hal seperti itu lagi.
.....
Ramadhan 2017
Ramadhan ini adalah Ramadhan ketiga yang saya jalani bersama
keluarga di perumahan baru kami. Ramadhan pertama belum ada kegiatan di mushola
kami. Ramadhan kedua mulai ada kegiatan takjilan untuk anak-anak.
Ramadhan ketiga mulai
ada panitia yang mengkoordinasi kegiatan takjilan di mushola. Sehingga takjilan
tidak hanya menyediakan makanan dan minuman berbuka untuk anak-anak, tetapi
juga memberikan materi pengetahuan tentang agama pada mereka.
Tidak ada yang menyeru sahur sambil berkeliling. Tidak ada
yang saling mengetuk pintu. Tidak ada anak-anak yang bersepeda atau
berjalan-jalan selepas subuhan ketika langit masih gelap. Beberapa kenangan
masa kecil saya tidak ada di sini.
Namun tidak mengapa, Ilham begitu menyukai suara Mbah
Karsono tetangga kami yang selalu menyeru membangunkan sahur tiap pukul 03.00
wib lewat speaker di mushola. Nadanya Mbah Karsono bahkan begitu persis
ditirukan Ilham.
Dan juga kegiatan
takjilan di mushola kami, saya pikir cukup untuk memenuhi memori anak-anak
tentang indahnya Ramadhan.
Kegiatan takjilan di mushola ini sangat memberi manfaat
dan kesenangan kepada anak-anak.
- Anak-anak mendapatkan waktu dan tempat untuk bertemu, saling mengenal, berkumpul, bercanda, dan bermain dengan teman-temannya.
Kegiatan dimulai pukul 16.30 wib.
Sebelum itu sudah ada beberapa anak yang berkumpul di depan mushola untuk
bermain-main. Mendekati jam masuk beberapa anak-anak bergantian mengumumkan
lewat mikrofon untuk mengundang teman-teman lain. Mereka tampaknya menyukai
aktivitas ini. Jarang-jarang kan ya mereka bicara pakai mikrofon dan suaranya
terdengar lewat speaker.
Dan beginilah kalimat wajib yang
disampaikan oleh mereka. “Assalamu’alaikum warohmatullohi wabarokatuh...
teman-teman...yang masih ada di rumah... segera datang ke mushola Griya Kembang
Putih yaa... sekali lagi... yang masih ada di rumah... segera datang ke mushola
Griya Kembang Putih. Wassalamu’alaikum warohmatullohi wabarokatuh.” Nadanya
khas nada anak-anak. Gemes.
Anak saya yang pertama, Ilham (4 tahun
4 bulan), sangat menunggu sore tiba untuk takjilan. Tentu saja untuk bertemu
dan bermain dengan teman-temannya. Hal ini membuat waktunya padat. Ia dapat melupakan
rasa lapar dan bisa menyelesaikan puasanya sampai Maghrib. Ilham puasa setengah
hari. Azan Duhur ia berbuka, lalu melanjutkan lagi puasa sampai Maghrib. Baca
juga : http://uningsepti.blogspot.co.id/2017/07/anak-belajar-puasa-orang-tua-harus.html
Anak saya yang kedua, Ilma (22 bulan),
pun sering saya ajak menikmati keriuhan sore hari di mushola menjelang berbuka.
Saya usahakan sesering mungkin berangkat ke mushola karena saya tidak ingin anak-anak
saya melewatkan pengalaman menyenangkan ini. Saya ingin Ilma belajar
bersosialisasi, belajar tidak takut bertemu orang banyak, dan supaya Ilma tidak
bosan hanya di rumah saja. Saya ingin menunjukkan pada anak-anak bahwa kegiatan
di bulan Ramadhan itu menyenangkan. Ramadhan itu seru! Tahun depan Ilma sudah hampir
3 tahun, Insya Allah sudah lebih paham dan menyukai kegiatan ini.
- Anak-anak belajar tentang Islam di bulan Ramadhan.
Kegiatan takjilan ini berlangsung
selama 28 hari. Beberapa warga mendapat giliran piket dan memberikan materi
kepada anak-anak. Materi yang diberikan kepada mereka berupa bacaan surat-surat
pendek, latihan azan, belajar tentang kebiasaan baik misal sebelum makan dan
minum, mendengarkan kisah para nabi, berhitung dalam bahasa arab, juga yel-yel.
Selama 28 hari itu tentu pengetahuan anak-anak bertambah, sedikit atau banyak
tidak masalah, yang penting bertambah.
Saya berkesempatan memberi materi
untuk anak-anak tersebut. Awalnya saya bingung apa ya yang bisa menarik fokus
dan perhatian mereka? Saya pun menggunakan buku! Jika hanya mendengarkan cerita, sebagian
anak-anak akan bermain sendiri.
Namun jika menggunakan buku
perhatian mereka akan lebih fokus. Seusai saya membacakan satu lembar, saya
akan mengangkat buku itu dan menunjukkan kepada anak-anak. Mereka rupanya sangat
bersemangat untuk melihatnya. Pada dasarnya anak-anak suka dongeng dan mereka
suka didongengi. http://uningsepti.blogspot.co.id/2017/01/manfaat-mendongeng-untuk-anak.html
Sayangnya buku Islam anak-anak saya
yang bergambar hanya 5, berjudul Kisah Nabi Musa as, Kisah Nabi Nuh as, Nabi
Yunus as, Aku Tahu Siapa Nabiku, dan Aku Mengenal Al-Qur’an. Semoga tahun depan
saya punya lebih banyak buku bergambar tentang Nabi untuk diceritakan kepada
anak-anak. Buku itu pun bisa digunakan Bapak/Ibu lain untuk bercerita pada
mereka.
Selain itu, saya membuat prakarya
warna-warni yang saya harapkan bisa membuat anak-anak senang dan semakin rajin
berangkat ke mushola.
Ramadhan tahun depan semoga
pemberian materi semakin beragam, semakin menarik, dan terjadwal dengan baik.
Amin.
- Anak-anak merasakan suasana kebersamaan yang menyenangkan.
Beberapa menit sebelum azan
Maghrib, anak-anak mulai dibagikan makanan untuk berbuka. Mereka belajar antri
untuk mendapatkannya. Menu berbukanya kadang makanan kecil kadang makanan besar. Setiap hari
menunya ganti-ganti. Anak-anak tentu tidak bosan. Dan minuman yang disediakan
berupa teh instan dalam wadah gelas atau botol yang tentu sangat disukai
anak-anak.
Nah, ini bisa menjadikan masukan
untuk ibu-ibu komplek bahwa sesekali diselingi teh hangat asli buatan sendiri
supaya lebih sehat. Meskipun bakal repot dalam hal persiapan dan harus mencuci
gelasnya setelah itu. Apalagi kami para ibu muda kebanyakan tidak punya ART,
jadi membayangkannya sudah ribet. Tapi tidak ada salahnya dicoba dan dibicarakan
lebih lanjut lagi oleh panitia.
Lanjut tentang anak-anak lagi ya...
setelah mendapatkan makanan dan minuman mereka duduk di halaman mushola sambil
menunggu azan Maghrib. Anak-anak kemudian berdoa bersama dan memulai menyantap
makanannya.
Langit mulai gelap. Suasana bertambah syahdu. Saya mengamati
mereka yang tengah sibuk dengan makanannya. Semoga kebersamaan itu membekas di hati dan
ingatan mereka. Ramadhan yang seru!
Ramadhan yang menyenangkan! Ramadhan yang penuh kebersamaan!
Sampai bertemu dengan Ramadhan yang indah tahun depan.
Foto diambil pada hari terakhir takjilan, beberapa anak sudah mudik.
Foto diambil pada hari terakhir takjilan, beberapa anak sudah mudik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar