Sabtu, 31 Desember 2016

Jangan Menebar Kebencian

Ketika semua yang berkaitan denganmu berjalan dengan baik dan kau dilimpahi kasih sayang oleh sekelilingmu.

Ketika KESEHATAN berpihak padamu, pada anakmu, istri atau suamimu, orang tua dan mertuamu, serta pada orang-orang yang kau kasihi.

Ketika kau, istri atau suamimu dimudahkan untuk mencari rizki-Nya. Usaha atau pekerjaanmu berjalan dengan baik, EKONOMI mu pada posisi aman. Kebutuhan pokok tercukupi, bahkan yang sekunder dan tersier kau dapati.

Ketika kau bisa membahagiakan kedua orang tua dan mertuamu. Baik dari membantu mencukupi kebutuhan mereka, atau mereka sudah cukup dan tak perlu kau bantu. Atau saat mereka sudah bahagia ketika kau berkunjung membawa cucunya.

Ketika kau bahagia dengan semua itu sehingga membuatmu dapat tidur dengan nyaman dan bangun dengan penuh optimisme, bahkan kau punya waktu untuk PIKNIK.

Ketika imanmu kokoh. Kau dengan baik menjalankan perintah TUHANmu dan hanya diuji dengan kemalasanmu.

Maka bersyukurlah sebanyak-banyaknya. Karena imanmu tidak diuji dengan buruknya kesehatan, keuangan, dan kebencian dari sekelilingmu.
Jika bicara tentang iman, kau yang hidupnya nyaris sempurna dan beriman belum tentu lebih baik dari mereka yang hidupnya penuh perjuangan dan tetap beriman.

Maka kelegaan dan kelonggaran hati dan pikiranmu jangan kau isi dengan menebar kebencian yang akan merusak dirimu.

Jangan kau gunakan untuk selalu berpikiran negatif pada orang lain.

Jangan kau gunakan untuk mengkafir-kafirkan atau memunafik-munafikkan sesamamu.

Beruntunglah dengan kelegaan dan kelonggaran hati dan pikiran yang kau punya. Karena diluar sana banyak sekali orang yang pikirannya sudah penuh dengan beban hidup, sehingga dia tidak sempat memikirkan hidup orang lain.

Semoga kepandaianmu, kelegaan dan kelonggaran hati dan pikiranmu bisa kau salurkan pada hal lain yang lebih nyata dari sekedar kau membela kebenaran yang kau yakini lewat dunia maya.

Lihat lagi sekelilingmu. Coba cari lagi. Apakah semua berjalan dengan baik seperti yang kau tahu? Mungkin saja, anak dari pamanmu, anak dari tetanggamu, tempo hari menangis karena nyaris tidak bisa ikut ujian karena orang tuanya belum bisa membayar SPP yang tertunggak sekian bulan.
Coba, cari lagi. Lihat lagi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar