Sabtu, 31 Desember 2016

Menjadikan Media Sosial sebagai Sarana Penyambung Silaturahmi

Tadi pagi, seorang kawan lama-satu kantor dulu menghubungi saya lewat bbm. Saya mengenalnya 2007, sempat putus hubungan beberapa tahun, lalu tersambung kembali sekitar 2013. Beberapa waktu belakangan kami tidak pernah bbm-an, maka pesan darinya membuat saya kaget.

"Bue, apa kabar? Ak follow tulisanmu di FB lho... Follow baca maksudnya. G plng Semarang lg?" saya copy pesannya disini atas ijin kawan saya tersebut.

Saya mengatakan bahwa saya kangen padanya, namun karena dia tidak pernah bbm saya maka saya mengira dia sombong.

"Ak ga sombong yo bu, ak jg takut gangu waktumu tp dirimu update trus tulisane dowo banget. Wkwkwk." begitu jawabnya.

Saya tertawa membaca pesannya. Saya menyimpulkan bahwa kawan saya itu akhirnya tidak jadi 'takut mengganggu waktu saya' karena dia tahu waktu saya longgar. Darimana dia tahu waktu saya longgar? Tentu dari setatus saya di fb yang 'sering dan panjang'. Hehe.

Saya senang sekali dia membaca cerita-cerita saya di fb. Saya tidak tahu sebelumnya, karena dia sama sekali tidak pernah memberi like atau komen. Darimana saya tahu dia sering membaca cerita saya?

Karena saya sering 'bercerita' dan dia sering 'membaca' akhirnya komunikasi kami tersambung kembali. Dan bukan hanya dengan kawan saya itu saja, saya juga merasa tersambung kembali dengan kawan-kawan yang lain. Kawan semasa sekolah yang tidak pernah dekat bahkan tidak pernah ngobrol sebelumnya, sekarang jadi saling berbalas komentar. Dengan kawan-kawan yang sudah akrabpun akhirnya menjadi lebih akrab. Apalagi jika beberapa kawan berkomentar mengalami hal yang sama, wah!!! saya senang sekali.

Sebagai Ibu Rumah Tangga, komunikasi saya terbatas hanya dengan suami, anak-anak, orang tua, mbak penjual sayur dan beberapa tetangga yang kadang main ke rumah atau saya main ke rumahnya, namun itupun jarang. Dengan bercerita di fb, jangkauan saya lebih luas. Dan akhirnya komunikasi saya tidak hanya sekitar rumah. Saya baru saja dibuatkan blog oleh suami.

Kembali lagi ke kawan lama saya tadi, yang mengatakan saya sering update dan tulisan saya panjang. Saya memang jadi ketagihan bercerita. Bercerita membuat hati saya senang dan terhibur. Bercerita membuat saya berlatih menulis. Oleh karena itu saya sering update setatus berisi cerita saya.

Dan tulisan saya memang panjang, karena banyak yang ingin disampaikan maka jadilah berparagraf-paragraf. Saya berterimakasih pada kawan-kawan saya yang membaca cerita saya sampai ada sesion 1 dan 2 atau bersambung. Disambi momong anak dan kerja. Terimakasih sudah mau membaca cerita saya yang panjang ya, teman.

Sebenarnya waktu saya tidak selonggar itu. Saya tidak langsung mengetik di kolom fb, saya mengetik dan menyimpan di hape saya terlebih dahulu. Seperti kali ini, saya mulai mengetik pukul 9 malam. Setelah anak-anak tidur.

Kebanyakan cerita saya atau cerita tentang isi buku yang saya baca tidak serta merta sekali ketik langsung jadi. Sayapun 'bersambung' dalam mengetik. Malam hari saya mulai bisa leluasa mengetik. Lalu di tengah-tengah sedang mengetik Ilma nangis maka sayapun memberi ASI dan ketiduran. Dini hari saya terbangun dan lanjut mengetik. Kalau tidak kuat melek ya tidur lagi sampai pagi


Saya lanjut mengetik setelah anak-anak sarapan dan mandi. Itupun masih ada iklan kalau Ilma pengennya nempeeel aja seperti perangko.

Setelah jadi, saya baca berulang-ulang. Saya peringkas tulisan saya, saya potong beberapa kalimat supaya tidak terlalu panjang dan membuat lelah yang membaca. Saya pastikan tidak salah memberi tanda baca dan tidak salah mengetik kata, sehingga membuat nyaman yang membaca.

Tapi ada hal-hal yang saya tidak tahu, misal saya salah dalam menulis 'pull travel' harusnya 'pool travel'. Juga menulis 'telfon' harusnya 'telepon'. Hihi. Dan banyak lagi yang lainnya. Jadi mohon dimaafkan.

Kenapa saya seniat itu dalam bercerita? Kenapa harus ada sesion 1,2 dan 3 dalam mengetik? Kenapa harus dibaca berulang-ulang baru dishare di fb? Entahlah, mungkin itulah kesenangan saya. Semoga kawan-kawan juga senang membaca cerita saya selama ini.

Bantul, 27-12-2016, 11.02 pm
Kali ini cukup 2 jam menulisnya
Salam kangen
Mari jalin silaturahim
Ayo bercerita

Tidak ada komentar:

Posting Komentar