Mungkin ini juga bisa diberlakukan untuk Ilham-anak saya kalau sudah bisa menulis, yaitu membuat surat untuk mami dan ayahnya satu surat dalam seminggu. Seperti yang dilakukan Roald Dahl seorang pensiunan tentara dan penulis banyak buku anak-anak yang beberapa diantaranya sudah difilmkan. Yaitu Mathilda, Charlie and the Chocolate Factory, Mr.Fox, dan yang terbaru the BFG (Raksasa Besar yang Baik). Yang terakhir ini saya belum nonton.
Di umurnya yang ke Sembilan, Roald Dahl bersekolah di Asrama. Setiap Minggu pagi dia dan murid lainnya diwajibkan menulis surat yang akan dikirim kepada orang tua masing-masing. Di sekolahnya, menulis surat adalah hal yang penting. Karena dengan menulis surat, para murid sama dengan belajar mengeja dan memberi tanda baca yang kemudian dikoreksi oleh gurunya.
Saya ingin Ilham juga begitu, menulis surat yang berisi cerita apa saja yang dia lakukan atau alami selama seminggu. Cerita di Sekolah, di tempat Mengaji, atau dengan teman-teman bermainnya di rumah. Dengan begitu dia bisa belajar menulis dengan baik (karena nanti tugas ayahnya untuk mengoreksi tulisan anaknya, dari ejaannya, bahasanya, dll) hihi.
Diharapkan juga Ilham terbiasa menuangkan dan menceritakan apa yang ada di pikirannya dengan baik dan bebas. Atau menulis tentang isi buku yang sudah dia baca dalam seminggu. Saya ingin Ilham menjadi anak yang suka membaca. Membaca memberi banyak pengetahuan, memberikan banyak informasi dan referensi. Kelak diharapkan dia tidak dengan mudah menerima dan mengamini serta menyebarkan berita yang sepotong-sepotong dari sosial media atau dari lainnya.
Kita bisa jadi orang pandai tapi mungkin belum mampu jadi bijaksana jika tidak banyak membaca. Jangan seperti Maminya, tidak banyak yang saya ketahui, tapi paling tidak saya tidak ikut-ikutan menyebarkan berita yang belum tentu benar atau berisi kebencian.
Menulis surat sekarang menjadi hal langka. Dan yang langka itu menarik. Seperti yang dilakukan ibu dari Roald Dahl yang menyimpan surat anaknya dari 1925 hingga 1945. Dan pada saat ibunya meninggal dunia pada 1967, Roald Dahl baru mengetahui bahwa ibunya menyimpan surat-suratnya yang berjumlah lebih dari 600 surat. Bukankah itu menarik?
Ilham boleh jadi apa saja yang ia suka, dan tentu menyenangkan jika ia pun bisa menulis hal-hal yang dapat menginspirasi atau mengILHAMi orang banyak. Seperti Roald Dahl, seorang pensiunan tentara yang menulis buku anak-anak yang seru dan memberi pesan moral yang baik.
Diharapkan juga Ilham terbiasa menuangkan dan menceritakan apa yang ada di pikirannya dengan baik dan bebas. Atau menulis tentang isi buku yang sudah dia baca dalam seminggu. Saya ingin Ilham menjadi anak yang suka membaca. Membaca memberi banyak pengetahuan, memberikan banyak informasi dan referensi. Kelak diharapkan dia tidak dengan mudah menerima dan mengamini serta menyebarkan berita yang sepotong-sepotong dari sosial media atau dari lainnya.
Kita bisa jadi orang pandai tapi mungkin belum mampu jadi bijaksana jika tidak banyak membaca. Jangan seperti Maminya, tidak banyak yang saya ketahui, tapi paling tidak saya tidak ikut-ikutan menyebarkan berita yang belum tentu benar atau berisi kebencian.
Menulis surat sekarang menjadi hal langka. Dan yang langka itu menarik. Seperti yang dilakukan ibu dari Roald Dahl yang menyimpan surat anaknya dari 1925 hingga 1945. Dan pada saat ibunya meninggal dunia pada 1967, Roald Dahl baru mengetahui bahwa ibunya menyimpan surat-suratnya yang berjumlah lebih dari 600 surat. Bukankah itu menarik?
Ilham boleh jadi apa saja yang ia suka, dan tentu menyenangkan jika ia pun bisa menulis hal-hal yang dapat menginspirasi atau mengILHAMi orang banyak. Seperti Roald Dahl, seorang pensiunan tentara yang menulis buku anak-anak yang seru dan memberi pesan moral yang baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar