Jumat, 06 Januari 2017

Delapan Hari Terpisah dari Ibu dan Asi-ku

ILMA AKSARI PARAMITA, putri kecilku kini berusia 10,5 bulan. Pada usia 7 bulan ayahnya mengalami kecelakaan jatuh di Gua Luweng Jaran Pacitan. Karena kondisi tidak memungkinkan untuk dirujuk ke RS Jogja, maka ayah dirawat 10 hari di RSUD Pacitan.
Hari ketiga saya mengambil keputusan yang berat, yaitu menitipkan anak-anak ke orang tua dan mertua. Supaya saya bisa lebih fokus merawat dan menemani suami. Dikatakan berat karena Ilma masih minum ASI.  Dia tidak terbiasa dengan botol dan minum susu formula. Tapi apa boleh buat, saat itu benar-benar di luar kemampuan saya. Dan saya hanya bisa berpasrah. Pasrah adalah kunci.
Saya pasrahkan kesehatan dan keselamatan anak-anak kepada Allah. Biar Allah yang menjaga mereka melalui orang tua dan tetangga yang membantu momong Ilham ilma.
Begitu diperbolehkan pulang dan bertemu anak-anak, alhamdulillah mereka sehat. Ilham  anak saya yang pertama hanya sedikit serak, gejala batuk. Saya sudah punya solusi tentang itu, dia harus banyak minum. Biasanya batuknya tidak jadi datang. Tubuhnya masih gemuk, dia masih banyak makan dan ngemil.
Sedangkan Ilma, meski sehat tapi badannya terlihat kecil, wajahnya pun sayu. Saya gendong dia, alhamdulillah masih kenal maminya. Dia berlama-lama memandangi wajah saya. Badannya ringan sekali. Pasti susut banyak ya, nduk. Batin saya. Tapi saya sudah tidak bisa menangis lagi. Hanya menghela nafas, saya peluk, saya kumpulkan kekuatan, dan bertekad anak ini harus nambah lagi berat badannya dan harus ceria lagi.
Ilma selama saya tinggal tidak mau minum susu formula menggunakan botol. Hari kedua baru mau minum susu formula dengan cara disuapi dengan sendok.  Minumnya pun sedikit.
Pertemuan kami setelah delapan hari berpisah, setelah beberapa menit melepas kangen, langsung saya berikan dia asi. Awalnya dia hanya memandangi saya, lalu dia mau minum juga. Rasanya di hati ini luarrr biasaa.. Terharu, trenyuh, bahagia. Saya pikir Ilma bakal lupa nenen, atau dia sudah tidak mau asi. Maka harapan saya bisa berikan dia asi sampai 2 tahun bakal pupus.
Anak ini sabar sekali, produksi asi maminya turun dia tidak rewel dan terus minum. Alhasil sehaian dia tidak lepas dari saya. Melihat kesabaran dan perjuangannya, saya pun tertantang untuk tidak mengeluh dengan lecet dan luka sampai berdarah akibat Ilma nenen terus seharian.
Kami sama-sama berjuang, Ilma menahan lapar dan saya menahan sakit. Alhamdulillah asi lancar kembali. Sampai sekarang pun Ilma masih asi. Anakku ini memang luar biasa, kekuatannya yang membuat maminya juga kuat. Luv u Ilma cantik..
28 Juni 2016
Sekarang Ilma sudah 17 bulan kurang 6 hari, dan masih minum asi. Sehat terus untuk semuanya. Karena sehat adalah anugrah yang tak terkira harganya.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar