Kamis, 26 Januari 2017

Tips Membeli Buku dan Manfaat Mendongeng Untuk Anak



Dulu sewaktu kecil tidak banyak buku yang saya punya, sayapun jarang mendengar dongeng dari orangtua sebelum saya tidur. Saya bersyukur anak-anak saya-Ilham 4 tahun dan Ilma 1,5 tahun punya cukup buku untuk menemani hari-hari mereka, dan ayahnya cukup telaten serta sabar membacakan mereka dongeng sebelum tidur.
Respon Ilham bagaimana? Ternyata dia sangat antusias. Lucu melihat ilham ketika didongengi, wajahnya serius, matanya setengah melotot dan terlihat sedang berpikir . Saya kira semua anak juga begitu. Semua anak suka dongeng, semua anak suka diceritakan dengan awal kalimat “pada jaman dahulu”. Namun sebagai orangtua apakah kita siap mendongeng untuk mereka?
Siapkah secara fisik dan materi? Secara fisik kadang terasa berat, saya malaaasss sekali jika harus mendongeng untuk Ilham, apalagi Ilham selalu minta nambah jika didongengi. Kalau sudah malam itu inginnya hanya tiduran saja, diam mengawasi anak-anak yang masih aktif. Maka tugas mendongeng di malam hari diambil alih oleh ayahnya.  
Secara materi bagaimana? Apakah hanya mengandalkan ingatan masa kecil tentang dongeng nusantara atau dongeng luar negeri? Atau hanya copy paste dongeng kancil yang tayang di televisi? Bagaimana supaya anak tertarik setiap harinya, bagaimana supaya anak menjadi ketagihan menunggu akan diceritakan apalagi ya oleh ayah? Maka kami perlu buku!
Membeli buku itu tidak semudah dan serela membeli mainan atau baju. Saya yang suka membaca pun masih suka sayang atau eman-eman kalau membeli buku. Yaa, karena kecintaan saya kepada buku belum mendarah daging. Beda dengan suami  yang begitu mencintai buku. Ia terbiasa sejak muda menyisihkan uangnya untuk membeli buku sebulan sekali. Maka sekali lagi, suami saya lah yang punya andil besar menambah koleksi buku Ilham dan Ilma.
Begini cara saya untuk tetap konsisten membelikan anak buku tanpa rasa eman-eman, serta untuk mendapatkan buku bagus dan murah :
  1. Kita harus menyadari bahwa buku itu penting bagi anak.
Harus kita tanamkan dalam hati dan pikiran kita bahwa anak membutuhkan buku! Memang tidak semua orang tua suka membaca, namun sebaiknya kita tidak menularkan hal tersebut kepada anak. Sebaiknya kita tetap mengupayakan agar anak menyukai buku sejak dini. Sebaiknya kita tetap memfasilitasi anak untuk gemar membaca.
Buku tentang monster, UFO, robot, penemuan kapal tenggelam, buku apapun! Buku mengajarkan anak banyak hal yang belum tentu dapat kita ajarkan. Buku memperkaya pengetahuan anak. Buku menumbuhkan daya kreasi dan imajinasi anak. Buku sepenting kita membeli beras, maka kita harus menyediakan budget untuk membeli buku.  Mengapa beras? Beras identik dengan makanan pokok kita, jika belum makan nasi maka belum kenyang. Kenyangkan pula rasa ingin tahu anak dengan buku!
jika kita sangat menggebu membeli tas seharga Rp.300 Ribu mengapa kita  tidak terpikir menyisihkan sedikit saja uang belanja kita untuk membeli buku? Untungnya saya tidak pernah membeli tas seharga itu. Hehehehe.
  1. Membeli buku tidak harus mahal.
Kemarin seorang teman menghubungi saya, hatinya terketuk melihat anaknya ternyata suka membaca. Pada jam istirahat di TK anak itu tidak berlarian seperti temannya  yang lain, melainkan mengambil buku di rak, kemudian duduk tenang sambil melihat-lihat isi buku. Ia bertekad sejak saat itu akan selalu membelikan anaknya buku.
Kemudian ia meminta saran kepada saya bahwa hendak membeli buku paketan berisi 24 buku cerita, 10 buku mengasah otak dan 1 alat peraga seharga Rp.3,5 Juta. Dengan uang muka Rp.650 Ribu dan angsuran Rp.213 Ribu selama 18 bulan.
Pertama kali saya mendengar Rp.3,5 Juta langsung pusing. Hehehe. Meski dengan cara mengangsur, tapi harus menyediakan dulu uang muka Rp.650 Ribu. Uhuk. Saya langsung berhitung Rp.650 Ribu + (Rp.213 Ribu x 18 bulan) = Rp.4.484.000. kelebihan uangnya kan sebenarnya bisa untuk dibelikan buku lagi.
Saya tidak mau mengintervensi teman saya, saya bilang padanya jika buku itu menurutnya bagus dan ia ingin beli ya silahkan saja. Namun saya tetap memberikan saran kepadaya, jika saya yang mempunyai uang Rp.650 Ribu sebagai uang muka maka akan saya belikan buku di toko buku yang sedang diskon @Rp.10 Ribu sampai @Rp.15 Ribu bisa dapat berapa itu? Bisa 50 buku saya bawa pulang. Anak akan sangat senang mendapat buku sebanyak itu dengan pilihan tema beraneka macam.
Jika saya  yang punya uang Rp.213 Ribu setiap bulan untuk mengangsur buku, maka saya akan konsisten juga setiap bulan mengeluarkan uang segitu untuk membelikan anak buku. Misal tidak sedang diskon cari saja buku @Rp.50 Ribu maka akan dapat 4 buku, 4 x 18bulan = 72 buku. Atau campur dengan buku impor maka  hasilnya tetap akan mendapat buku lebih banyak dibanding yang akan dibeli teman saya tadi. Itu kalau saya, saya mengukur kemampuan saya sendiri. Dan sayapun tidak mau berhutang, jika dalam sebulan Rp.213 Ribu itu mendadak terpakai untuk keperluan lain maka saya tidak akan terbebani dengan “harus membayar hutang”.
Belilah buku yang dapat menarik minat baca anak, dan itu tidak harus mahal. Buku seri penemuan di bawah ini sangat bagus dan menarik namun tidak mahal. Karena ayah membelinya pas sedang diskon. Hehehe.



  1. Seringlah mampir ke toko buku.
Itu salah satu cara untuk mendapatkan info sedang diskon atau turun harga. Bagaimana kita tahu kalau harga sedang terjun bebas jika kita tidak sering mampir ke toko buku?  Suami saya yang lebih sering mampir ke toko buku setelah usai bekerja. Dan dari situlah beberapa buku Ilham yang sangat bagus didapat dengan harga yang lebih murah dibanding harga aslinya jika tidak sedang diskon.

  1. Seringlah mencari info di internet tentang obral buku atau bazar buku murah.
  2. Jangan gengsi membeli buku bekas.
Selain sering mampir ke toko buku, tidak ada salahnya mampir juga ke pedagang buku di pasar atau lainnya yang menjual buku baru ataupun bekas.  Ingat kan? Rangga AADC juga sering mampir ke toko buku bekas? Hehe. Ilham juga pernah dibelikan buku bekas oleh ayahnya seharga Rp.15 Ribu, berjudul “Alam Pesawat” keluaran tahun 1983 karya Ron Taylor dan Tim Penerbit Gramedia. Buku berisi 133 halaman itu memuat sejarah peradaban manusia, perkembangan ilmu pengobatan dan perkembangan tekhnologi. Bukunnyapun terdapat gambar berwarna di dalamnya. Buku itu kelak akan sangat bermanfaat untuk Ilham.  


  1. Jangan Cuma teori, praktekkan sekarang juga.
Saya sering mendengar ibu-ibu berkata bahwa jaman sekarang itu harus berhati-hati terhadap paparan televisi dan kecanduan anak terhadap gadget. Sudah, itu saja. Lalu bagaimana solusinya? Waspada saja tidak cukup, kita harus mencari media lain untuk mengalihkan perhatian anak dari dua hal tersebut. Kita harus serius untuk membuat anak menyukai buku sejak kecil. Sudahkah ibu-ibu seserius itu?
Ada lagi saya mendengar beberapa ibu-ibu mengagumi koleksi buku Ilham yang banyak. Namun, siapkah ibu-ibu saya ajak untuk membeli buku? Yang terjangkau di dompet tentu saja. Bersediakah jika ada diskon saya berikan info? Dititipipun saya mau. Apakah ibu-ibu ingin juga punya banyak buku untuk anak-anak ibu

.....
Pertama kali ayah membelikan buku untuk Ilham adalah buku cerita anak karya Roald Dahl. Waktu itu Ilham masih sekitar 6 atau 7 bulanan. Terdiri dari 14 buku dan waktu itu turun harga sehingga ayah sayang untuk melewatkannya. Saya sedikit manyun, Rp 140 Ribu sekaligus, kenapa tidak beli sedikit-sedikit dulu? Meski jika dihitung perbuku hanya Rp 10 Ribu!! Apalagi Ilham masih kecil, dia bisa membaca mungkin nanti di umurnya  5 tahun, kan masih lama. Ditambah lagi dari keempat belas buku hanya satu buku yang di dalamnya terdapat gambar berwarna yaitu “The Enormous Crocodile”, lainnya hanya tulisan saja dengan sedikit sekali gambar sketsa hitam putih.
Namun saya salah, lima tahun sangat cepat, itu merupakan bentuk investasi untuk anak. Dan sayapun bisa dapat bacaan bagus sebagai bekal dongeng saya untuk ilham dari buku-buku tersebut. Mulailah saya mendongeng untuknya meski tidak pada malam hari. Kapanpun saya longgar saya bacakan cerita untuknya.
Manfaat Dongeng Untuk Anak :
  1. Melatih kemampuan mendengar. Dengan banyak mendengar maka anak akan lebih mudah berbicara.
  2. Menambah kosa kata dan melatih kemampuan anak untuk berbicara secara terstruktur. Ilham kini sudah bisa bercerita dengan baik. Menurut kami, bicaranya pun sudah rapi. Ia bisa merangkai kalimat dengan baik.
  3. Menstimulasi daya berpikir, imajinasi, dan rasa ingin tahu. Pikirannya akan terangsang menggambarkan situasi  yang sedang ia dengar. Selain itu juga melatih anak berpikir kritis karena rasa ingin tahunya, ia akan bertanya banyak hal. Bertanya tentang hal yang baru saja ia dengar, serta tentang gambar-gambar manarik yang ia lihat di buku tersebut.
  4. Melatih daya ingat. Biasakan meminta anak untuk mengulangi dongeng yang baru saja ia dengar. Kamipun selalu meminta Ilham mengulanginya.
  5. Merangsang minat baca. Anak pasti akan ketagihan dongeng, seperti Ilham yang selalu minta diulang-ulang. Ia selalu ingin melihat buku yang dibacakan oleh kami, dan membuka halaman-halaman berikutnya untuk minta didongengi lagi. Begitulah cara kami mengenalkan buku pada Ilham.
  6. Mengajarkan nilai-nilai moral. Mendongeng merupakan salah satu sarana untuk mengajarkan etika, nilai-nilai moral, dan menyampaikan nasehat kita kepada anak. Anak dikenalkan dengan berbagai macam karakter dan diajarkan mengenal hubungan sebab akibat. Jika menjadi anak yang suka jahil kepada teman maka ia akan tidak disukai lagi oleh teman-temannya. Begitu salah satunya.
  7. Menambah keakraban orang tua dan anak. Pada saat bercerita tentu mata saya dan Ilham sering bertatapan, saya melihat ekspresi serius darinya. Dan itu lucu. Begitupun dengan Ilham yang melihat saya lucu memerankan tokoh dalam dongeng. Lalu kami tertawa bersama. Jika ayahnya yang mendongeng di malam hari sebelum tidur, maka Ilham akan bermanja-manja dengan ayahnya. Ayah akan tiduran di sebelah Ilham, mendongeng diselingi canda, lalu Ilham mendengarkan dengan sesekali bertanya dan terjadilah saling tanya jawab diantara keduanya. kegiatan menyenangkan tersebut diharapkan akan membekas di hatinya sampai dewasa nanti.
Dan inilah tips mendongeng untuk anak kita :
  1. Kita harus menguasai materi. Maka kita harus membaca dongeng itu terlebih dahulu.
  2. Buatlah karakter dalam dongeng benar-benar hidup. Karena kita telah menguasai materi, maka kita akan dengan mudah berekspresi memerankan tokoh dalam dongeng tersebut. Dengan mudah pula kita memberikan penekanan-penekanan pada beberapa kalimat yang menyatakan emosi masing-masing tokoh. Sedih, gembira, marah, dll.
  3. Gunakan bahasa yang mudah dimengerti anak. Inilah manfaat dari menguasai materi terlebih dahulu. karena tidak mungkin kita membacakan seluruh kalimat yang tertera di buku. Ada beberapa kata yang tentu saja belum dimengerti anak di usianya. Sehingga tugas kita untuk mempermudahnya.
  4. Awali dengan kalimat yang menarik. Seperti yang sudah saya sampaikan di atas, semua anak pasti suka dongeng. Mereka pasti suka didongengi dengan awal kalimat “Pada jaman dahulu”, maka awalilah dengan itu.
Mari mendongeng untuk anak-anak kita!!



                                                                                                                    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar